METAFORA DALAM LIRIK LAGU IBU DAN TIKUS-TIKUS KANTOR KARYA IWAN FALS DALAM KAJIAN SEMANTIK
JURNAL
METAFORA DALAM LIRIK LAGU IBU DAN TIKUS-TIKUS KANTOR KARYA IWAN FALS DALAM KAJIAN SEMANTIK
Faridhatun Nikmah
163151033
Tadris Bahasa Indonesia Institut
Agama Islam Negeri Surakarta
ABSTRAK
Kebanyakan
lagu yang dibuat oleh Iwan Fals berisi tentang adanya kritik sosial dan politik
terhadap Indonesia. Mereka menuangkan ide yang dimilikinya dalam bentuk lagu.
Dalam pembuatan lagu Iwan Fals secara tidak langsung membandingkan dengan makna
metafora dalam mengungkapkan metafora sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jenis metafora yang
terdapat di dalam lirik lagu Iwan Fals. Sumber data yang digunakan adalah lirik
lagu Iwan Fals dalam lirik lagu tikus-tikus
kantor dan ibu. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari
penelitian ini deitemukan adanya jenis metafora, yaitu (1) Metafora Antropomorfik, (2)
Metafora Hewan, (3) Metafora Abstrak ke Konkret, dan (4) Metafora Sintesia. Dan
juga ditemukan adanya sebuah makna metafora mendalam pada lirik lagu tikus-tikus kantor dan ibu.
Kata Kunci:
jenis dan makna metafora
PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu lambang bunyi atau
simbol sebagai alat komunikasi kepada masyarakat. Bahasa (Soeparno, 2012) adalah sebagai
alat komunikasi social. Di dalam masyarakat ada komunikasi atau saling hubungan
antar anggota. Untuk keperluan itu dipergunakan suatu wahana yang dinamakan
bahasa. Dengan demikian masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
sosial.
Bahasa digunakan penuturnya untuk menyampaikan
gagasan, pikiran, dan
perasaan
dalam berbagai situasi komunikasi. Seorang pencipta lagu menyampaikan gagasan,
pikiran, dan perasaannya melalui lirik lagu yang diciptakan. Lirik lagu
merupakan media yang digunakan pencipta lagu untuk menyampaikan pesannya kepada
para pendengar atau penikmat musik. Di samping sebagai sarana hiburan, lirik
lagu dapat digunakan sebagai media untuk memberikan informasi dan opini
terhadap masalah sosial yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat atau di
sebuah Negara.
Lagu tidak hanya indah didengar saja melainkan lagu
juga memiliki makna yang indah dari seorang pencipta. Lagu tersusun atas
beberapa bait yang mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaan bahasa, puisi
berbicara secara tidak langsung sehingga bahasa yang digunakan pun berbeda dari
bahasa yang digunakan sehari-hari (Aisah, 2010: 1). Lebih lanjut
disebutkan bahwa sebuah puisi mengatakan sesuatu yang berbeda dari makna yang
dikandungnya (Rifarre, dalam Budiman, 2004). Jadi, lirik
lagu juga seperti puisi karena tersusun atas beberapa bait yang berisi gagasan
dan perasaan yang ingin disampaikan penciptanya. Menurut (Rifarre, 1978) puisi adalah salah satu wujud aktivitas karya
tulis sebagai penikmat pembaca atau pendengar.
(Subroto, 1996: 37) menjelaskan bahwa metafora adalah salah satu
wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna. Artinya, berdasarkan
kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau
kemiripan referen, pemakaian bahasa dapat memberi lambang baru pada referen
tertentu. Baik referen baru itu telah memiliki lambang (sebutan ataupun kata)
maupun belum. Pada dasarnya, penciptaan metafora tidak ada habis-habisnya,
dengan kata lain metafora memberi kesegaran dalam berbahasa, menjauhkan
kebosanan karena ketunggalnadaan (monofoon), mengaktualkan sesuatu yang
sebenarnya lumpuh, menghidupkan sesuatu yang sebenarnya tidak bernyawa.
Metafora disebutkan oleh (G. Keraf, 1992: 139) merupakan
semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk
singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya.
Sebagai bentuk perbandingan langsung, metafora tidak mempergunkan kata:
seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya sehingga pokok pertama langsung
dihubungkan dengan pokok kedua. Para pengguna bahasa
yang tergolong kreatif dan banyak menggunakan tuturan metaforis adalah
sastrawan, wartawan, pencipta lagu, kartunis, dan ilmuwan. Dengan landasan itu,
banyak diyakini bahwa metafora banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
secara luas dalam susastra, dalam lagu, dalam lawak, dalam ragam berita, dunia
ilmu, dan sebagainya.
Berkaitan dengan proses pengukapkan perasaan dan
pikiran seorang pencipta lagu, seperti lagu Iwan Fals. Iwan Fals adalah
legendaris musik. Lagu Iwan Fals berisi tentang kritik sosial dan politik
kehidupan di Indonesia. Melalui lagu-lagunya ia menuangkan tulisan berbentuk
lagu yang di dalamnya berisi keresahan pada dirinya dan lingkungan sosial.
Seorang legendaries musik terkenal ini sangat pandai dalam menyusun metafora
pada lagu-lagu yang diciptakan. Penggunaan metafora dalam lirik lagu yang
diciptakan adalah untuk membandingkan atau mencari kaitan antara dua hal secara
implisit. Sebagai contoh dalam sebuah lirik lagu anak-anak terkenal lagu
tikus-tikus kantor. Lagu ini menggambarkan tentang seorang koruptor
pemerintahan yang masih hidup bebas tanpa adanya hukuman yang ditindak lanjuti.
Oleh karena itu penyair mengungkapkan kegelisahan yang dialami terhadap kondisi
Indonesia. Di dalam lagu tikus di sini diartikan sebagai para koruptor
sedangkan kucing berarti aparat kepolisian. Mereka berdua saling bekerja sama
untuk menutupi keburukannya. Seorang koruptor yang tak henti-hentinya
mengorupsi uang rakyat begitu pula aparat kepolisian yang mudah disuap oleh
para koruptor sehingga aparat kepolisian hanya melotot atau melihat tanpa
menangkap para korupsi sehingga mereka berkeliaran di mana-mana.
Penelitian
ini untuk mengetahui adanya suatu makna dari sebuah lagu. Lagu tidak hanya
diciptakan untuk didengarkan saja. melainkan di dalam lagu memiliki makna yang
indah. Terkadang orang hanya mendengarkan, tanpa mengetahui makna terkandung di
dalam lagu. Jika kita tahu bahwa lagu memilki makna yang mendalam sehingga saat
kita mendengarkan lagu perlu mengetahui makna. Karena kita tidak hanya sebagai
pendengar saja, tapi kita juga harus sebagai penerjemah lagu.
Penelituian
ini penting dilakukan karena lagu tidak hanya dinikmati sebagai pendengaran
saja melainkan di dalam sebuah lagu pencipta lagu membrikan makna yang
mendalam. Terkadang orang hanya mendengarkan, tanpa mengetahui makna terkandung
di dalam lagu. Jika kita tahu bahwa lagu memilki makna yang mendalam sehingga
saat kita mendengarkan lagu perlu mengetahui makna.
Pada lagu Ibu karya Iwan Fals seorang penyair
mengungkapkan ide dan gagasannya melalui pemikirannya. Penyair mengungkapkan
deskripsi seorang ibu menurut penyair. Dalam buku itu penyair mengungkapkan
makna seorang ibu dengan indah melalui makna metafora. Dalam lagu ibu menggambarkan
perjalanan panjan seorang ibu untuk membesarkan anaknya. Seorang ibu memiliki
rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan tanpa pamrih dan seorang ibu rela
melewati rintangan atau cobaan demi kebahagiaan anaknya. Kasih sayang seorang
ibu seperti udara. Udara adalah suatu hal terpenting untuk manusia, tanpa udara
manusia tidak bisa hidup. Dan di sini penyair merindukan ibunya dan penyair
ingin kembali pada masa kecilnya dulu.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis metafora yang terdapat pada lagu tikus-tikus kantor dan ibu.
Dan untuk mengetahui makna metafora yang terdapat pada sebuah lagu tikus-tikus kantor
dan ibu karya Iwan Fals. Pembahasan inilah yang membuat penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul metafora
dalam lirik lagu ibu dan tikus-tikus kantor karya iwan fals dalam kajian semantik.
Kebaruan pada penelitian ini adalah adanya penelitian yang belum mengkaji
lagu tikus-tikus kantor dan ibu karya Iwan Fals dengan penelitian ini pembaca
dapat memiliki keinginan untuk melanjutkan penelitian ini.
METODE
PENELITIAN
Metode
penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif,
seorang peneliti mencari lagu yang bersangkutan dengan penelitian. Kemudian
peneliti menganalisis lirik lagu yang bersangkutan dengan jenis dan makna
metafora pada lagu. Teknik penelitian ini teknik simak catat serta teknik
pustaka. Teknik simak catat yaitu menyimak lirik-lirik lagu serta mencatatnya.
Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk
memperoleh data. Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah lirik lagu yang
terdapat dalam kumpulan album Iwan Fals. Pencatatan data dilakukan dengan
mengambil lirik yang mengandung ungkapan metafora pada dua judul lagu, yaitu tikus-tikus kantor dan ibu. Sumber data yang diperoleh dari
kumpulan album lagu karya Iwan Fals. .
PEMBAHASAN
Menurut
(Parera, 2004: 119) metafora merupakan
fenomena terbesar dan terpenting tentang hakikat pergeseran dan perubahan
makna. Metafora menjadi satu keluaran untuk melayani pikiran dan perasaan pada
pemakaian bahasa. metafora dijadikan sebagai sumber untuk melayani motivasi
yang kuat untuk menyatakan perasaan, emosi yang mendalam, dan sarana berbahasa
yang bersifat ekspresif. Salah satu unsur metafora adalah kemiripan dan
kesamaan tanggapan pancaindra.
Struktur
utama dalam metafora ialah (1) topic yang dibicarakan, (2) citra atau topik
kedua, dan (3) topik kemiripan atau kesamaan. Topik atau citra dapat bersifat
objektif dan emotif. Berdasarkan pilihan citra yang dipakai oleh pemakai bahasa
dan para penulis di pelbagai bahasa, pilihan citra dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, yakni (1) metafora antropomorfik, (2) metafora hewan, (3)
metafora astrak dan konkret, (4) metafora sintesia atau penukaran tanggapan /
persepsi indra.
A.
Jenis-jenis
makna
1. Metafora
Bercitra Antropomorfik
Menurut
(Parera, 2004: 120) Metafora
antropomorfik merupakan satu gejala semesta. Para pemakai bahasa ingin
membandingkan kemiripan dengan apa yang terdapat pada dirinya atau tubuh mereka
sendiri. Metafora antropomorfik adalah suatu ekspresi yang mengacu pada
benda-benda tak bernyawa dilakukan dengan mengalihkan atau memindahkan dari
tubuh manusia atau bagianbagiannya. Intinya penciptaan metafora itu bertolak
dari tubuh atau bagian tubuh manusia atau dari nilai atau makna dan nafsu
kesenangan yang dimiliki manusia. Data berikut adalah cuplikan bait dan lirik
lagu tema percintaan yang termasuk metafora antropomorfik sebagai berikut (Qomaruddin, 2016: 33). Dalam lagu Ibu
karya Iwan Fals dapat ditemukan adanya metafora bercitra antropomorfik yaitu
pada bait lagu pertama sebagai berikut:
a.
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah..penuh nanah.
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah..penuh nanah.
Jika kita analisis pada lagu Ibu yang terdapat metafora
antropologik adalah kalimat keempat adanya kata kaki. Kaki adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai
untuk berjalan. Dalam kalimat di atas, dijelaskan bahwa Pada bait pertama dan kedua menggambarkan
kehidupan panjang dari seorang ibu ketika membesarkan anak-anaknya dilakukan
tanpa pamrih dan seorang ibu memiliki rasa cinta dan sayang kepada anaknya yang
begitu mendalam. pada kalimat ketiga dan keempat menggambarkan betapa ibu
adalah seseorang yang memiliki jiwa pantang menyerah walaupun harus menghadapi
berbagai rintangan dan cobaan hidup. Itu semua dilakukan hanya demi kehidupan
anaknya agar lebih baik.
.
2. Metafora Bercitra Hewan
Menurut (Parera, 2004:
120) Metafora hewani menjadi kebiasaan para pemakai
bahasa yang menggambarkan satu kondisi atau kenyataan di alam pengalaman bahasa.
Metafora kehewanan adalah metafora yang menggunakan hewan atau binatang atau
bagian tubuh binatang atau sesuatu yang berkaitan dengan binatang untuk
pencitraan sesuatu yang lain (Qomaruddin,
2016: 35). Dalam lagu
tikus-tikus Kantor karya Iwan Fals ditemukan adanya metafora bercitra hewan
sebagai berikut:
a.
kisah usang tikus-tikus kantor
yang suka berenang disungai yang kotor
kisah usang tikus-tikus berdasi
yang suka ingkar janji lalu sembunyi
yang suka berenang disungai yang kotor
kisah usang tikus-tikus berdasi
yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Jika kita analisis pada lagu tikus-tikus kantor ditemukan adanya
metafora hewan yaitu pada kalimat pertama dan ketiga yaitu pada kata tikus. Tikus adalah suatu hewan hama
yang mendatangkan kerugian, baik di rumah maupun di sawah. Tikus memiliki bulu
dan berekor panjang, pada rahangnya terdapat sepasang gigi seri berbentuk
pahat. Dalam kalimat di atas dijelaskan
bahwa tikus dilagu ini adalah sebuah kritik keras kepada para penguasa. Tikus
kantor mengacu pada pegawai kantor instansi pemerintahan yang selalu melakukan
penyelewengan dan manipulasi data, sedangkan tikus berdasi adalah pimpinan di
suatu instansi pemerintahan yang selalu melakukan penyelewengan dan manipulasi
atau pelaku yang kerjaanya suka korupsi. Kebanyakan dari penguasa pemerintahan
suka mengingkari janjinya kepada rakyat, jika rakyat menagih janji yang
diucapkan anggota penguasa pada pemerintahan selalu bersembunyi untuk menutupi
keburukan yang dilakukan.
b.
Kucing
datang cepat ganti muka
Jika kita analisis terdapat metafora hewan yaitu kucing. Kucing
berarti aparat kepolisian. Dalam lirik ini menggambarkan bahwa jika aparat
polisi datang menemui orang yang melakukan korupsi. Mereka menghilang ataupun
mereka melarikan diri selama keadaan membaik
3. Metafora Bercitra Abstrak ke Konkret
Salah satu kecenderungan utama dalam metafora ialah
mengalihkan ungkapan-ungkapan yang lebih konkret, sering pengungkapan itu masih
bersifat transparan, tetapi dalam beberapa kasus penelusuran epitemologi perlu
dipertimbangkan untuk memahami metafora tertentu (Parera, 2004:
120). Metafora pengabstrakan adalah
pemindahan dari benda-benda konkret ke abstrak. Metafora
jenis ini dapat dinyatakan sebagai kebalikan dari hal- hal yang abstrak atau
samar-samar diperlakukan sebagai sesuatu yang bernyawa sehingga dapat berbuat
secara konkret atau bernyawa (Qomaruddin,
2016: 34). Data berikut adalah cuplikan bait dan lirik
lagu yang termasuk metafora pengabstrakan sebagai berikut:
a. menjelma bagai tak tercela
Jika kita analisis pada lagu tikus-tikus kantor karya Iwan Fals
terdapat adanya kalimat yang menunjukkan metafora abstrak ke konkret yaitu kata
menjelma. Menjelma adalah mewujudkan diri atau menggambarkan sedangkan kata
bagaikan tak tercela adalah suatu sikap atau perbuatan yang menunjukkan adanya
kebaikan. Dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki makna gambaran pada diri
anggota pemerintahan atau penguasa yang selalu melakukan perbuatan baik.
4. Metafora Bercitra Sinestesia
Salah satu tipe metafora berdasarkan pengalihan dari satu indra
ke indra yang lain (Parera, 2004:
120). Metafora dengan sintesa lebih sering
digunakan oleh para sastrawan, khususnya para penyair. Metafora dengan citra
sintesia pada mulanya diterima sebagai sesuatu yang melanggar makna, tetapi
pada akhirnya diterima sebagai sesuatu yang biasa. Metafora sinaestetik adalah suatu pengindahan
atau pengalihan dari pengalaman satu ke pengalaman yang lain, atau dari
tanggapan yang satu ke tanggapan yang lain (Qomaruddin,
2016: 34). Dalam lagu Ibu terdapat adanya metafora senestesia sebagai berikut:
a.
Lalu
doa-doa baluri sekujur tubuhku
Jika kita analisis lagu Ibu karya Iwan Fals
terdapat adanya makna semiatika yaitu bait keempat pada kalimat pertama yang
berarti seorang ibu selalu berdoa untuk kebaikan anaknya.
B.
Makna Metafora Dalam Lagu Ibu dan Tikus-tikus
Kantor
Metafora adalah
semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat dan
tidak menggunakan kata pembanding; misalnya, seperti, sebagai, bagai, serupa,
bak dan sebagainya (Keraf, 2008:
139). Selanjunya (Pradopo, 2012:
66) menyatakan bahwa metafora adalah bahasa kiasan
seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding seperti,
bagai, laksana dan sebagainya. Dalam lirik-lirik lagu karya Iwan Fals sebagain
besar menampilkan lambang-lambang kias atau bahasa yang bersifat kias yang mengarah
pada penyampaian gagasan, kritik sosial, perasaan dan sebagainya. Dengan
demikian, Lirik lagu juga kaya akan ungkapan metafora.
Dalam bab ini teks
lagu yang menjadi sumber data penelitian ini dianalisis
untuk dapat menjawab permasalahan dari
penelitian ini. Setiap bait dalam lagu diberi nomor bait tanpa tanda kurung.
Analisis dalam bab ini dilakukan per bait lagu yang mengandung metafora. Setiap
judul lagu diberi kode angka dan setiap larik dalam bait diberi kode angka
dalam kurung tutup. Contohnya, judul lagu diberi kode 1 dan kode larik dalam bait lagu diberi tanda (a).
Keseluruhan lirik lagu dilampirkan dalam lampiran.
Analisis
1.
Judul
Lagu Ibu karya Iwan Fals
Bait 1
(a)
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
(b)
Lewati rintang untuk aku anakmu
(c)
Ibuku sayang masih terus berjalan
(d)
Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah
Pada bait kedua
kalimat pertama dan kedua memiliki makna
bahwa kehidupan panjang yang dilalui seorang ibu untuk membesarkan anaknya dan
seorang ibu yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada anaknya tanpa
meminta balasan apapun. Pada bait ketiga dan keempat memiliki
menggambarkan betapa ibu adalah seseorang yang memiliki jiwa
pantang menyerah walaupun harus menghadapi berbagai rintangan dan cobaan hidup.
Semua itu ia lakukan untuk kehidupan anaknya agar lebih baik darinya.
Bait 2
(a)
Seperti udara… kasih yang engkau berikan
(b)
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Pada bait pertama dan
kedua menggambarkan bahwa kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada
anaknya seperti udara. Udara bagi manusia adalah hal yang penting, tanpa adanya
udara manusia tidak bisa hidup.
Bait 3
(a)
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
(b)
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Pada bait ketiga
kalimat pertama dan kedua menggambarkan bahwa seorang anak yang sedang rindu
dengan ibunya dan ingin selalu dekat dengan ibunya, bahkan anak ingin bisa
tidur dipangkuan seorang ibu. Karena dipangkuan seorang ibu anak menemukan
kenyamanan sehingga ia bisa terlelap tettidur dalam pangkuan ibu. Dan seorang
anak menginginkan kembali ke masa kecilnya.
Bait 4
(a)
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
(b)
Dengan apa membalas…ibu…ibu….
Pada bait keempat
kalimat pertama dan kedua menggambarkan bahwa setiap detiknya seorang ibu selalu berdoa untuk kebaikan
anak-anaknya. Seorang ibu tidak pernah meminta balasan apapun untuk anaknya.
Karena kasih sayang seorang ibu tak ternilai harganya. Seorang ibu akan
tersenyum jika melihat anaknya bahagia.
2.
Judul
Lagu Tikus-tikus Kantor karya Iwan Fals
Bait
1
(a)
kisah usang
tikus-tikus kantor
(b)
yang suka berenang
disungai yang kotor
(c)
kisah usang
tikus-tikus berdasi
(d)
yang suka ingkar janji
lalu sembunyi
Jika kita
analisis makna metafora yang terkandung adalah tikus-tikus kantor. Pada bait pertama kalimat pertama dan kedua
metafora yang terkandung adalah tikus-tikus kantor. Tikus adalah suatu binatang
yang merugikan banyak orang. Pada bait
ini tikus kantor mengacu pada pegawai yang bekerja disebuah instansi pemerintah
yang selalu melakukan penyelewengan ataupun memanipulasi data sedangkan pada
bait pertama kalimat ketiga dan keempat makna metafora yang terkandung adalah
tikus-tikus berdasi. Tikus berdasi merupakan pimpinan yang terdapat di sebuah
instansi yang selalu melakukan penyelewengan dalam mengelola pekerjaan bahkan
selalu memanipulai mereka termasuk dalam anggota koruptor. Dan mereka selalu
ingar janji kepada rakyatnya. Jika rakyat menuntut adanya janji yang dibuat
mereka selalu bersembunyi untuk menutupi keburukan yang dimiliki.
Bait 2
(a)
di balik meja teman
sekerja
(b)
di dalam lemari dari
baja
(c)
Tikus-tikus Kantor
Pada bait kedua kalimat pertama dan kedua
menggambar bahwa pemimpin instansi pemerintahan selalu menyembunyikan atau
menutupi keburukan yang dimiliki melalui meja temannya sendiri dan kadang juga
di dalam lemari yang berbentuk baja. Agar rahasia yang dimiliki tidak
terbongkar. Semua teman pun saling menutupi keburukan satu sama lain.
Bait
3
(a)
kucing datang cepat
ganti muka
(b)
segera menjelma bagai
tak tercela
(c)
masa bodoh hilang
harga diri
(d)
asal tidak terbukti ah
tentu sikat lagi
Pada bait ketiga kalimat
atau larik pertama kata kucing mengacu pada suatu sosok yang bermuka dua menggambarkan bahwa di satu sisi ia pandai bermuka manis dan di satu ia
bersikap selayaknya kucing yang selalu mencuri makanan. Pada larik kedua
menggambarkan jika seorang pemimpin pemerintahan ketahuan buruknya maka ia
sesegera mungkin menjelma keburukan yang ia miliki agar sikap tercelanya selalu
menyatu. Pada larik ketiga menggambarkan bahwa seorang penguasa, pegawai dan
pemimpin lebih memilih harga dirinya hilang daripada harta dan kekuasaan yang
dimilikinya hilang, Pada larik keempat kata sikat adalah alat untuk
membersihkan lantai. Maka sikat di sini menggambarkan kucing yang menyikat
bersih hasil makanan yang dicuri. Kucing di sini adalah aparat kepolisian yang
menerima suap, sosok aparat suatu Negara yang menjaga negaranya. Namun, suka
menerima suap / sogokan dari pelaku korupsi sehingga ia lolos dari proses
hukuman.
Bait 4
(a)
tikus-tikus tak kenal
kenyang
(b)
rakus-rakus bukan
kepalang
(c)
otak tikus memang
bukan otak udang
(d)
kucing datang tikus
menghilang
Pada bait keempat larik
pertama menggambarkan bahwa pelaku korupsi yang selalu melakukan korupsi atau
memakan uang rakyat secara terus-menerus sehingga tak kenal kenyang untuk
berhenti mengorupsi. Pada larik kedua menggambarkan bahwa pelaku korupsi sangat
rakus terhadap makanan yang dicurinya bahkan mereka merasa tidak cukup dengan apa
yang dimilikinya. Pada larik ketiga menggambarkan bahwa otak udang dikatakan
sebagai ungkapan otak yang bodoh, sehingga otak yang dipakai oleh penguasa
adalah otak tikus bukan otaku dang, karena otak tikus di sini jauh lebih pintar
daripada otak udang. Pada larik keempat menggambarkan bahwa jika aparat polisi
datang menemui orang yang melakukan korupsi. Mereka menghilang ataupun mereka
melarikan diri selama keadaan membaik.
Bait 5
(a)
kucing-kucing yang
kerjanya molor
(b)
tak ingat tikus kantor
datang men-teror
(c)
cerdik licik tikus
bertingkah tengik
(d)
mungkin karena sang
kucing
Pada bait kelima larik
pertama seorang aparat kepolisian yang pura-pura tidak tahu akan sikon bahwa
adanya korupsi. Karena aparat kepolisian sudah disuap dengan uang. Pada larik
kedua menggambarkan bahwa aparat kepolisiaan tidak mengingat bahwa seorang
koruptor selalu menginginkan kepada aparat polisi untuk menutupi para koruptor sehingga aparat kepolisian
harus mampu menyembunyikan keburukan yang terdapat pada diri koruptor. Pada lirik
ketiga seorang koruptor berlaku cerdik dan jahat. Pada larik keempat
menggambarkan karena akibat dari aparat polisi yang menutupi keburukannya
sehingga para koruptor masih hidup bebas.
Bait 6
(a)
pura-pura mendelik
(b)
tikus tahu sang kucing
lapar
(c)
kasih roti jalanpun
lancer
(d)
memang sial sang tikus
teramat pintar
(e)
atau mungkin sikucing
yang kurang ditatar!
Pada larik pertama adanya
makna metafora mendelik berarti melotot, dan menggambarkan bahwa seorang aparat
polisi hanya melotot atau melihat tanpa melakukan sesuatu untuk memidana para
koruptor. Pada larik kedua menggambarkan bahwa para koruptor tahu sang aparat
kepolisian sedang lapar atau butuh uang sehingga dengan mudah sang aparat
kepolisian menerima uang suap dari para koruptor. Pada larik ketiga menggambarkan
roti disini diibaratkan seperti uang suapan berarti makna pada larik ini adalah
dikasih uang suapan pun lancer. Pada larik keempat menggambarkan penyair
mengatakan sial kepada para koruptor karena penyair menggambarkan para koruptor
yang terlalu pintar untuk menutupi keburukannya. Pada larik kelima
menggambarkan seorang kucing yang terlalu mudah menerima uang suap dari para
koruptor.
KESIMPULAN
Metafora
adalah suatu pemakaian kata atau kelompok kata bukan arti yang sebenarnya,
berdasarkan persamaan atau perbandingan. Lagu karya Iwan Fals ditemukan adanya
metafora pada sebuah lieik lagu, Pencipta lagu ini, khususnya Iwan Fals mampu
dan berhasil meramu lirik lagu yang dibuatnya dengan menggunakan tuturan atau
meakna metaforis pada karyanya sehingga bisa mengelompokkan jenis-jenis
metafora dengan lagu Iwan Fals. Pada jenis jenis metafora terbagi menjadi
empat, yaitu metafora antropomorfik yaitu pemakaian bahasa yang membandingkan
kemiripan pengalaman dengan dirinya sendiri contohnya Walau tapak kaki, penuh darah..penuh nanah. Kedua metafora hewan adalah membandingkan suatu bahasa dengan
hewan contohnya hewan tikus dan kucing, tikus memiliki makna pelaku korupsi
sedangkan kucing bermakna aparat kepolisian.
Ketiga metafora abstrak ke konkret adalah sebuah ungkapan bahasa dari
yang abstrak ke konkret contonya menjelma tak tercela, keempat
metafora sintesia adalah pengalihan dari satu indra ke indra yang lain
contohnya Lalu doa-doa baluri
sekujur tubuhku. Makna dari kedua lagu
ini memiliki dua makna dari lagu tikus-tikus kantor menggambarkan tenteng
sebuah kritik politik Indonesia sedangkan pada lagu ibu menggambarkan sebuah perjuangan panjang yang dilalui oleh
seorang ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, S. (2010). Metafora Dalam Lagu Iwan Fals Yang
Bertemakan Kritik Sosial. FIB UI, 1–58. Retrieved from
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam
lagu.pdf%0A
Budiman, M. (2004). No Title. In Semiotika dalam Tafsir
Sastra: Antara Rifatarre dan Barthes”, dalam T. Christomy dan Untung Yuwono
(Ed). Depok: Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.
Keraf, C. (2008). No. In Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, G. (1992). N. In Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Parera. (2004). N. In Teori Semantik. Jakarta:
Erlangga.
Pradopo, R. D. (2012). No Title. In Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Qomaruddin, M. (2016). Metafora Tema Percintaan Pada Lirik
Lagu Ciptaan Ebit G. Ade: Sebuah Tinjauan Semantik. Etnografi, XVI(1),
31–38.
Rifarre, M. (1978). No Ti. In Michael. 1978. Semiotics of
Poetry. Bloomington: Indiana University Press. Sadock,. Bloomington: Indiana
University Press.
Soeparno. (2012). No Title. In Dasar-dasar Linguistik.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Subroto, E. (1996). N. In Semantik Leksikal.
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Comments
Post a Comment